NAMA
: IMAM REZA MUZAKI
UTAMAKAN AKHIRAT ( ABADI )
BARU DUNIA ( SEMENTARA )
إِنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ
بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ
اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ؛
قَالَ
اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: {يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا
اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ
مُّسْلِمُوْنَ}. {وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ اْلإِسْلاَمِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ
مِنْهُ وَهُوَ فِي اْلآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ}
وَقَالَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: كُلُّ أُمَّتِيْ يَدْخُلُوْنَ
الْجَنَّةَ إِلاَّ مَنْ أَبَى، قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ وَمَنْ يَأْبَى:
قَالَ: مَنْ أَطَاعَنِيْ دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِيْ فَقَدْ أَبَى. (رواه
البخاري).
Saudara-saudara kaum Muslimin jamaah Jum’ah yang
berbahagia.
Pertama tama dan yang paling utama marilah kita bersyukur pada
Allah swt yang pada saat ini kita masih di beri waktu untuk menghirup nikmatnya
agama, dan masi di beri kekuatan untuk melakukan ibadah pada siang ini. Dan tak lupa pula shalawat serta salam kita limpahkan
pada nabiyullah, panglima besar islam, dan rahmatan lilalamin. Beliau telah
mengeluarkan kita dari alam kebodohan,kegelapan dan kejahiliahan sehingga
smpailah kita kepada ilmu yang penuh ilmu pengetahuan yang kita rasakan saat
ini.
Saudara-saudara kaum Muslimin jamaah Jum’ah yang
berbahagia.
Salah satu ciri utama seorang yang bertaqwa
ialah pemahamannya akan dunia dan akhirat sebagaimana dikehendaki Allah swt . Ia yakin bahwa dunia merupakan sekedar
tempat bersenda-gurau dan bermain belaka. Sedangkan kehidupannya kelak di
akhirat ia pandang lebih utama daripada kehidupan di dunia. Kehidupan
akhirat-lah yang ia sikapi secara serius. Ia tidak mau bermain-main maupun
bersenda-gurau dengan kehidupan akhiratnya. Sehingga untuk kehidupan dunia ia
berikan perhatian yang secukupnya saja.
وَمَا
الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَلَلدَّارُالْآَخِرَةُ خَيْرٌ
لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
“Dan
tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan
sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka
tidakkah kamu memahaminya?” (QS Al-An’aam ayat 32)
Keberhasilan yang dikejar secara serius oleh
seorang muttaqin ialah keberhasilan di akhirat. Baginya keberhasilan di dunia
merupakan sesuatu yang bersifat supplementary (faktor pelengkap) saja. Tetapi
keberhasilan di akhirat adalah sesuatu yang tidak boleh ditawar sedikitpun
karena ia merupakan faktor utama. Ia tidak rela mempertaruhkan keberhasilannya
di akhirat demi keberhasilannya di dunia. Namun sebaliknya, demi
keberhasilannya di akhirat ia rela kehilangan keberhasilannya di dunia.
Berapapun bagian dari dunia akan ia relakan
bila hal itu dapat menjamin keberhasilannya di akhirat. Sebab ia sangat yakin
bahwa kehidupan sebenarnya adalah di negeri akhirat. Sedangkan kehidupan di
dunia tidak lain hanyalah senda-gurau dan permainan belaka. Kalaupun berhasil
di dunia, maka itu merupakan keberhasilan sesaat, sementara dan palsu. Namun
keberhasilan di akhirat merupakan keberhasilan hakiki dan abadi. Bagaimana
mungkin ia akan rela kehilangan keberhasilan hakiki dan abadi demi memperoleh
keberhasilan sesaat, sementara, dan palsu?
وَمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا
إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ وَإِنَّ الدَّارَ الْآَخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ لَوْ
كَانُوا يَعْلَمُونَ
“Dan
tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan
sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS
Al-Ankabut 64)
Namun
dalam realitas kita melihat banyak manusia modern justeru bersikap sebaliknya.
Dan ini tidak saja diperlihatkan oleh sembarang manusia. Bahkan sebagian
manusia yang mengaku muslim sekalipun menampilkan sikap terbalik. Bila
menyangkut urusan peluang keberhasilan di dunia ia menjadi sangat serius. Ia
kerahkan perhatian, waktu, tenaga dan uang tanpa keraguan. Namun bila
menyangkut urusan peluang keberhasilan di akhirat ia malah bersikap setengah
hati bahkan bermain-main dan bersenda-gurau. Ia sangat fokus akan sukses dunia
namun sangat tidak peduli sukses akhirat. Seolah sukses dunia merupakan sesuatu
yang hakiki sedangkan sukses akhirat hanyalah mimpi tanpa bukti. Mengapa hal
ini terjadi.
Rasulullah bersabda :
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُ
شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ
دَخَلُوا فِي جُحْرِ ضَبٍّ
لَاتَّبَعْتُمُوهُمْ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ
آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ
Artinya : Sungguh, kalian benar-benar akan mengikuti
kebiasaan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi
sehasta, sehingga sekiranya mereka masuk ke dalam lubang biawak sekalipun, maka
kalian pasti akan mengikuti mereka.” Kami bertanya; “Wahai Rasulullah, apakah
mereka itu kaum yahudi dan nasrani?” Beliau menjawab: “Siapa lagi kalau bukan
mereka?” (HR
Muslim – shahih)
Saudara-saudara kaum Muslimin jamaah
Jum’ah yang berbahagia
Dunia modern saat ini membuktikan kebenaran prediksi Nabi sawم di atas. Kita menyaksikan bagaimana di satu sisi Allah saw berikan hak kepemimpinan dunia (global
leadership) kepada kaum yahudi dan nasrani dan pada sisi lain banyak kaum
muslimin menjadi pengekor kaum yahudi-nasrani sedikit demi sedikit sehingga
tatkala dijebloskan ke dalam lubang biawak sekalipun kaum muslimin cenderung
ikut saja. Padahal kaum yahudi-nasrani memiliki cara pandang terhadap dunia
sebagaimana peradaban Romawi dahulu kala, yakni cara pandang materialisme. Hal
ini Allah swt singkap
di dalam surah yang nama surahnya berarti bangsa Romawi, yaitu surah Ar-Ruum
ayat ke tujuh:
يَعْلَمُونَ
ظَاهِرًا مِنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَاوَهُمْ عَنِ الْآَخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ
“Mereka
hanya mengetahui yang lahir/material (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka
tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.” (QS Ar-Ruum ayat 7)
Sudah sangat jelas bahwa melalui ayat di atas
Allah swt
menyuruh kita mengejar negeri akhirat sebagai fokus utama. Sedangkan terhadap
kenikmatan duniawi Allah hanya mengatakan “jangan kamu lupakan bahagianmu”.
Artinya, Allah menyuruh kita all out (habis-habisan) mengejar kebahagiaan
akhirat. Sedangkan terhadap dunia yang penting jangan sampai kita melupakannya
atau mengabaikannya. Redaksi ayat sudah amat-sangat jelas seperti demikian.
Namun di era penuh fitnah ini bermuncullanlah para “ustadz” yang tatkala
menafsirkan ayat di atas berkata:
“Wahai
kaum muslimin, silahkan berlomba menjadi orang kaya di dunia, sebab Islam tidak
melarang anda menjadi orang kaya. Bahkan para sahabat banyak yang kaya-raya
seperti Abu Bakar, Abdurrahman bin Auf dan Usman bin Affan. Silahkan kejarlah
berbagai keberhasilan duni Yang penting, janganlah sampai melupakan
kehidupan akhirat. !
Saudara-saudara kaum Muslimin jamaah
Jum’ah yang berbahagia
Marilah sama sama kita perbaiki kehidupan kita di dunia
dengan iman yang sangat kuat, untuk kita bisa mencapai akhirat yang abadi di
bandingkan dengan dunia yang hanya sementara. Memang di saat ini di dunia yang
sangat modern ini kita sangat banyak tantangan untuk mengendalikan diri kita.
Semoga kita termasuk orang orang yang mendapatkan syurga.
قَالَ
اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: قُلْ هَذِهِ سَبِيْلِيْ أَدْعُوْ
إِلَى اللهِ عَلَى بَصِيْرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِيْ وَسُبْحَانَ اللهِ وَمَا
أَنَا مِنَ المْشُرْكِيِنْ.َ
أَقُوْلُ
قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُوْا اللهَ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua
إِنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ
بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ
اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ؛ قَالَ اللهُ تَعَالَى: اَلْحَقُّ مِنْ
رَبِّكَ فَلاَ تَكُوْنَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِيْنَ.
Saudara-saudara kaum Muslimin jamaah
Jum’ah yang berbahagia
Berdasarkan keterangan dan uraian kami pada khutbah
pertama, maka ummat Islam hendaknya benar-benar mampu membuktikan bahwa
syari’at Islam yang akan menghantarkan pemeluknya menuju sukses hidup di dunia
dan di akhirat, Sedangkan agama lain selain Islam jelas batil dan tidak
bermanfaat. Amin Amin yarabbal alamin.
إِنَّ
اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ
ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ
إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ
مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،
إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
رَبَّنَا
اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ
تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ
رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا
لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَ
اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي
الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ
وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar